KKGINews – Sejumlah saham emiten tambang batu bara menguat pada lanjutan sesi II, Jumat (2/8/2024) di tengah penguatan komoditas energi acuannya dalam dua hari terakhir. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 15.32 WIB, saham PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) mencuat 5,45 persen ke Rp580 per saham.
Terbilang memiliki kapitalisasi pasar (market cap) yang tak sebesar nama-nama tradisional lainnya—sekitar Rp2,90 triliun—saham KKGI dalam tren naik sejak akhir April lalu. Dalam sebulan, saham KKGI terapresiasi 3,57 per saham dan sejak awal tahun (YtD) melonjak 57,61 persen.
Diwartakan sebelumnya, kontrak berjangka (futures) batu bara Newcastle menguat pada perdagangan Kamis (1/8/2024), seiring kenaikan harga gas alam Eropa.Menurut data pasar, harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman September 2024 naik 1,70 persen secara harian ke USD143,80 per ton, melanjutkan penguatan pada Rabu (31/7) sebesar 1,36 persen.
Sementara, harga kontrak gas alam di hub acuan Dutch TTF menguat 3,07 persen ke EUR36,97 per MWh, level tertinggi sejak 13 Juni, saat harga mencapai puncaknya di EUR 37,91 per MWh. Setali tiga uang, kontrak UK NBP mencapai level tertinggi dalam dua bulan, terakhir diperdagangkan naik 3,99 persen.
Analis pasar di Volue Tasmin Chowdhary, mengatakan kepada Montel, Kamis (1/8), kekhawatiran pasokan yang dipicu oleh ketidakstabilan geopolitik di Timur Tengah mendorong harga gas alam naik. “Ketegangan di Timur Tengah dan ketatnya keseimbangan LNG global akan terus membuat pelaku pasar waspada, menjaga premi risiko pada kurva TTF,” kata Chowdhary. Chowdhary merujuk pada ketegangan yang meningkat di Timur Tengah setelah Israel membunuh pemimpin politik kelompok militan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, dalam serangan udara di Tehran, yang memicu kekhawatiran akan perang yang lebih luas di wilayah tersebut. “Selain itu, konsumsi gas di Eropa tengah-barat juga meningkat sekitar 15 persen dari pekan ke pekan akibat gelombang panas saat ini dan prakiraan cuaca menunjukkan cuaca panas terus berlanjut, terutama mulai pertengahan pekan depan,” ujar Chowdhary.
Sebagian besar Eropa mengalami gelombang panas minggu ini, dengan suhu di atas 40 derajat celsius. “Meski begitu, fundamental jangka pendek lainnya tetap bearish, dengan aliran gas yang terus stabil dari Norwegia ke Eropa dan penyimpanan yang tetap tinggi,” kata Chowdhary.
Trader energi di Northern Gas & Power Stewart Spink mengatakan, kenaikan harga tersebut tampaknya “sedikit berlebihan karena gelombang panas diperkirakan akan segera mereda, jadi mungkin akan terjadi pembalikan harga dalam waktu dekat.”
Kembali ke soal batu bara, mengutip dari Trading Economics, meskipun kapasitas energi terbarukan berkembang pesat, pertumbuhan permintaan listrik yang signifikan di ekonomi-ekonomi besar menunjukkan bahwa konsumsi batu bara global akan tetap relatif stabil tahun ini dan 2025, menurut Badan Energi Internasional (IEA). Selain itu, data terbaru menunjukkan bahwa impor batu bara melalui laut di China naik sebesar 11 persen secara tahunan pada periode Januari-Juni 2024. Selama 2023, China menyumbang sekitar 27,5 persen dari pasar batu bara laut global. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.