Kuala Lumpur – Ada semangat yang terasa berbeda di One World Hotel, Malaysia, awal Oktober lalu. Di antara deretan pemimpin bisnis dari berbagai negara ASEAN, nama Pintarso Adijanto, Direktur Utama Rain Tbk – KKGI, menjadi sorotan. Beliau menerima penghargaan “Pengusaha Tionghoa ASEAN Terbaik”, sekaligus menjadi pembicara utama dalam forum bisnis bergengsi itu.
Dalam pidatonya, beliau membagikan pandangan yang sangat relevan bagi generasi muda saat ini:
Mewarisi bisnis bukan hanya soal melanjutkan perusahaan keluarga, tapi tentang menjaga nilai—dan terus berkembang dengan semangat baru.
Pintarso Adijanto menekankan empat nilai utama yang menjadi DNA pengusaha Tionghoa: kerja keras, integritas, hidup hemat, serta tanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakat. Nilai-nilai sederhana, tapi justru itulah fondasi yang membuat banyak bisnis keluarga Tionghoa mampu bertahan lintas generasi.
Menariknya, beliau juga menyoroti fenomena generasi muda Tionghoa Indonesia yang semakin bersemangat mempelajari bahasa dan budaya Mandarin. Banyak di antara mereka yang rela menempuh perjalanan belajar ke Tiongkok selama setahun penuh—sebuah langkah nyata untuk memahami akar budaya sekaligus menyiapkan masa depan bisnis yang lebih kuat.
Tak hanya berbicara, Pintarso juga memberi contoh nyata. Dalam keluarganya, ia membangun piagam keluarga (family charter)—sebuah sistem untuk menjaga keadilan dalam pengelolaan bisnis dan keuangan keluarga. Dengan cara itu, nilai tradisi bisa berpadu dengan prinsip profesionalisme modern.
Kehadiran Ketua Eksekutif Youth PERPIT, Bapak Mustafa, bersama para anggota muda lainnya, menambah warna pada acara ini. Mereka membawa semangat kolaborasi lintas generasi—bahwa pewarisan bukan berarti statis, tapi terus tumbuh bersama waktu.
Acara ASEAN Chinese Business Leaders Summit 2025 menjadi bukti bahwa semangat kewirausahaan dan nilai budaya bisa berjalan beriringan.









